Konsumsi obat ada aturannya. Apa boleh minum obat tapi perut kosong? Rupanya, obat memang ada yang harus dikonsumsi saat perut kosong.
Beberapa di antaranya, seperti obat golongan proton pump inhibitor (omeprazole, pantoprazole, esomeprazole, lansoprazole), obat domperidone dan metoklopramid, serta obat maag.
Obat diperlukan untuk pemulihan kondisi gangguan kesehatan. Kalau ingin obat bekerja maksimal dan efektif, Anda harus mengikuti petunjuk pemakaian di kemasan obat atau petunjuk dari dokter.
Dalam laman resmi Kementerian Kesehatan, cara kerja obat-obatan bergantung dari berbagai faktor, salah satunya interaksi obat dengan makanan.
Apa boleh minum obat dalam kondisi perut kosong?
Obat tertentu memang perlu diminum dalam kondisi perut kosong. Obat biasanya diminum 30-60 menit sebelum makan atau 2-3 jam setelah makan.
Kenapa diminum dalam kondisi perut kosong?
1. Memaksimalkan penyerapan obat
Keberadaan makanan di perut bisa menghalangi penyerapan dan kinerja obat apalagi keduanya punya jalan yang sama untuk dicerna tubuh. Obat yang diminum sebelum makan misalnya, eritromisin, amoksisilin dan parasetamol.
2. Penyerapan obat terlalu banyak
Makanan bisa membuat tubuh menyerap obat terlalu banyak. Hal ini berisiko memicu efek samping atau efek toksik obat.
3. Kerja obat lebih efektif
Dalam kondisi perut kosong, justru obat bisa bekerja lebih efektif. Obat-obatan yang perlu diminum dalam kondisi perut kosong antara lain, obat golongan proton pump inhibitor (omeprazole, pantoprazole, esomeprazole, lansoprazole), obat domperidone dan metoklopramid (biasanya untuk mual dan muntah), antasida (maag), rifampisin dan isoniazid (obat tuberculosis) juga flucloxacillin, phenoxymethylpenicillin.
4. Mencegah interaksi obat dengan makanan tertentu
Apa boleh minum obat dalam kondisi perut kosong? Obat-obatan tertentu tidak boleh berinteraksi dengan makanan sebab efektivitasnya akan menurun.
Antibiotika tetrasiklin tidak boleh dikonsumsi bersama susu atau makanan mengandung kalsium. Obat ini bisa mengikat kalsium dan membentuk senyawa yang tidak bisa diserap tubuh sehingga efek tetrasiklin bisa berkurang.