Media sosial tengah ramai dengan viral bahaya teh untuk anak. Sebuah unggahan template stories di Instagram mengimbau untuk tidak memberikan teh pada balita.
Template tersebut memperlihatkan resep dari seorang dokter spesialis anak yang menyebutkan bahwa teh dapat menghambat penyerapan zat besi pada anak.
“Mohon tidak memberikan teh kepada anak balita. Karena teh dapat menghambat penyerapan zat besi yang dapat memicu anemia,” tulis imbauan dalam foto template tersebut.
Template itu juga menyebutkan berbagai manfaat zat besi untuk tumbuh kembang anak. Sang dokter menyebutkan bahwa zat besi membantu perkembangan otak hingga mencegah stunting.
Bahaya teh untuk anak
Faktanya, kabar soal viral bahaya teh untuk anak bisa dibilang benar. Ada beberapa senyawa dalam teh yang perlu jadi perhatian sebelum dikonsumsi si kecil. Berikut di antaranya, merangkum berbagai sumber.
1. Tanin
Teh memang mengandung sejumlah senyawa yang bisa berbahaya untuk tumbuh kembang anak. Hal ini disebabkan oleh kandungan tanin dan oksalat yang umum ditemukan pada minuman berkafein seperti teh.
Tanin sendiri merupakan senyawa yang memberikan warna merah kecokelatan gelap dan rasa teh yang kuat. Tanin adalah salah satu jenis polifenol yang bersifat antioksidan dan anti-inflamasi, yang bermanfaat untuk kesehatan.
Hanya saja, mengutip Very Well Health, tanin dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari makanan. Sementara zat besi merupakan salah satu nutrisi penting bagi tumbuh kembang anak.
Selain teh hitam biasa, ada juga beberapa jenis teh lainnya yang mengandung tanin. Di antaranya adalah teh hijau, teh putih, dan teh oolong yang kesemuanya dibuat dari tanaman yang sama Camellia sinensis.
2. Kafein
Beberapa jenis teh, seperti teh hitam dan teh hijau, juga mengandung kafein. Nama terakhir merupakan stimulan yang dapat menyuntikkan energi ke dalam tubuh.
Mengutip WebMD, kafein memengaruhi anak dan dewasa dengan cara yang sama. Hanya saja, dampak kafein pada anak kemungkinan akan lebih mudah muncul dibandingkan dewasa.
Beberapa efek samping asupan kafein di antaranya:
– gelisah,
– sakit perut dan muntah,
– sakit kepala,
– sulit berkonsentrasi,
– sulit tidur
– detak jantung lebih cepat.
3. Sifat diruretik
Masih dari senyawa kafein, konsumsi teh pada anak juga bisa meningkatkan intensitas buang air kecil. Pasalnya, kafein sendiri dikenal bersifat diuretik.
Dengan begitu, asupan teh berkafein bisa memicu dehidrasi pada anak.
Meski demikian, tak ada jumlah kafein yang aman untuk anak di bawah usia 12 tahun. Para ahli hanya menyarankan untuk berhati-hati dalam memberikan teh untuk si kecil.
Dokter spesialis gizi Raissa E Djuanda membenarkan soal viral bahaya teh untuk anak. Hanya saja, menurutnya orang tua tak perlu sepenuhnya menghindari memberikan teh pada anak.
“Jika ingin diberikan pada anak, sebaiknya pilih teh yang tidak terlalu pekat atau teh yang kandungan taninnya lebih sedikit,” ujar Raissa, mengutip detikhealth.
Selain itu, pemberian teh pada anak juga bisa dilakukan setidaknya 1-2 jam setelah makan. Jangan berikan teh saat perut si kecil kosong.