3 Mitos Diet Intermittent Fasting yang Tak Boleh Dipercaya

3 Mitos Diet Intermittent Fasting yang Tak Boleh Dipercaya

Ada beberapa keyakinan salah kaprah menyoal intermittent fasting. Keyakinan-keyakinan atau yang kemudian disebut mitos ini juga kerap dipercaya masyarakat meski belum ada bukti ilmiahnya.

Misalnya, puasa lebih lama dipercaya dapat menurunkan berat badan dengan lebih cepat. Atau, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa semua masalah kesehatan bisa teratasi dengan intermittent fasting. Semuanya adalah keyakinan yang salah kaprah.

Mitos intermittent fasting

Intermittent fasting boleh jadi salah satu metode diet yang paling populer. Metode ini dianggap paling ampuh menurunkan berat badan dengan cepat.

Sayangnya, ada banyak mitos yang berkembang di masyarakat soal intermittent fasting ini. Beberapa mitos bahkan berangsur-angsur dianggap sebagai fakta tanpa bukti ilmiah.

Sebaiknya, tinggalkan segera semua mitos intermittent fasting berikut ini.

1. Bisa puasa kapan saja

Mitos atau keyakinan paling umum yang berkembang di masyarakat adalah bisa berpuasa kapan saja. Melansir NDTV, ini adalah keyakinan yang salah karena Anda harus mengikuti jadwal yang telah ditetapkan.

Ikuti siklus yang telah dibentuk sebelumnya. Dengan cara ini, puasa akan lebih baik dan bisa segera mendapatkan hasil yang diinginkan.

2. Puasa lama = BB cepat turun

Banyak yang berpikir bahwa puasa lebih lama menyebabkan lebih banyak berat badan yang hilang. Padahal, faktanya puasa terlalu lama bisa sangat berbahaya.

Dalam beberapa kasus, puasa lebih lama bisa menyebabkan sumbu hipotalamus-hipofisisadrenal (HPA) menjadi lebih tidak teratur. Hal ini bisa menyebabkan stres, berdampak negatif pada kortisol, dan bisa menyebabkan berat badan bertambah.

Kondisi ini bisa membuat Anda menurunkan berat badan pada awalnya, tapi kemudian mandek.

3. Semua masalah kesehatan bisa teratasi

Puasa intermiten memang memberikan beberapa manfaat kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan. Misalnya refluks lambung, kembung, hingga sembelit.

Tapi, Anda justru harus menghindari puasa ini jika memiliki hipotiroidisme. Jangan mengikuti puasa intermiten secara membabi buta atau menganggapnya bisa menyembuhkan semua masalah kesehatan secara ajaib.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *